Perempuan berhak bahagia

Sabtu, 22 Desember 20120 komentar

Nasfati dan Bunda, abeh dan mimi bertamasya.
Mempunyai keluarga bahagia, semua anggota keluarga menjalani peran masing-masing merupakan dambaan setiap orang, begitu pula dengan perempuan. Menjadi ibu, pengatur rumah tangga, menjadi pendidik anak-anak generasi hebat, dimuliakan, dihormati dan bisa menjalani amanah tambahan di luar rumah tanpa mengabaikan fungsi utama adalah kondisi yang sangat diidamkan. 

Namun itu semua takkan terwujud dalam sistem kapitalisme, sistem ini hanya memandang perempuan dari potensi ekonomi semata. Mendorong wanita menjadi mesin pencetak uang untuk menjaga daya beli masyarakat, agar produk-produk perusahaan tetap laku di pasaran.

Perempuan berhak mendapatkan perlakuan mulia, dijamin hak-haknya. Hak finansial, hak pendidikan, hak kesehatan, hak politik, hak mendapatkan rasa aman dan hak-hak lain yang memang selayaknya didapatkan perempuan. 

Dalam sejarah, sejak kapitalisme mencengkeram dunia mulai dari tahun 1924 di mana khilafah telah resmi dihapus Mustafa Kemal Pasha, perempuan tidak pernah mendapatkan kesejahteraan. Perempuan semakin terhinakan, seolah kembali ke zaman jahiliyah. 

Sebuah kondisi yang bertolak belakang dengan keadaan perempuan dalam masa Islam. Di mana perempuan mendapatkan jaminan atas terpenuhinya hak-hak mereka, maka menjadi sebuah kewajaran ketika perempuan sejahtera dan mulia dalam sistem Islam, lahirlah generasi hebat pembangun peradaban. Ilmuwan-ilmuwan hebat yang lahir di dunia Islam sekaliber Abdullah ibn Abi Ishaq dan Sibawayhi ilmuwan di bidang bahasa, Al Khawarizmi, Al Karaji dan Ibn Al Haytham ahli matematika, Al Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Ruysd dan ribuan ilmuwan lainnya, mereka adalah ilmuwan yang lahir dalam sistem Islam.

Oleh karena itu, ketika perempuan menginginkan kebahagiaan di dunia, mereka tidak boleh menggantungkan harapan pada sistem kapitalisme yang telah nyata menjadikan perempuan tereksploitasi, hina dan hidup dalam kemiskinan. Menjadikan Islam dengan sistem khilafahnya sebagai satu-satunya jalan meraih kebahagiaan. Sebuah perjuangan yang membutuhkan pengorbanan dan kesabaran. 

Dengan sistem Islam, tak hanya perempuan yang sejahtera, namun juga seluruh umat manusia. Perempuan harus bergerak untuk melakukan perubahan, aktif dalam usaha untuk menerapkan hukum Allah di muka bumi ini. Dengan begitu, kerinduan dan keinginan terhadap tegaknya khilafah akan semakin teropinikan, dan pada saatnya nanti umat akan memberikan kepercayaan untuk diatur dengan sistem Islam. Wallahu a’lam bishowab.

Nur Aini, S.Si 

Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. AYAH ADIST - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger